Senin, 27 Oktober 2025

SAMPAH TANPA LIMBAH

 

 


  

Ketika mendengar “Keripik Bonggol Pisang” pertanyaan yang muncul adalah “Enak kah?” Memang belum banyak yang tahu dan pernah mencicipi keripik bonggol pisang itu. Camilan satu ini masih bisa di bilang baru dan belum banyak tersedia di pasar. Tidak diketahui pasti siapa yang pertama kali menemukan ide mengolah bonggol pisang menjadi makanan yang enak dan lezat ini. Sekarang kita bisa menemukan dan mencicipi enaknya kripik bonggol pisang ini di Padukuhan Ngasinan, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul.

Kapanewon Gedangsari memiliki luas wilayah sebesar 68,145 km2 atau 4,59 persen dari seluruh wilayah daratan Kabupaten Guungkidul. Kapanewon Gedangsari secara geografis berada di sebelah utara wilayah Kabupaten Gunungkidul, kurang lebih 40 km dari kota D.I Yogyakarta. Kapanewon Gedangsari terletak antara 7 47’10”-7 54’10” Lintang Selatan dan 110 32’30”-110 39’50” Bujur Timur. Kapanewon ini terbagi menjadi 7 Kalurahan yaitu Kalurahan Ngalang dengan luas 14,82 km2 sebagai Kalurahan terluas. Kalurahan Hargomulyo, Kalurahan Mertelu, Kalurahan Serut, Kalurahan Tegalrejo, Kalurahan Watugajah dan Kalurahan Sampang memiliki luas wlayah terkecil yaitu seluas 5,55 km2 . Pusat kota Kapanewon Gedangsari berlokasi di Padukuhan Gedangan Kalurahan Hargomulyo. Sebagian besar dari penduduk Kapanewon Gedangsari bermata pencaharian sebagai petani. Sebagian lahan pertanian di daerah ini merupakan lahan pertanian sawah tadah hujan, sebagian lagi lahan Ladang serta Lahan Hutan Rakyat. Ada beberapa komoditas tanaman padi, palawija dan perkebunan pisang yang utama di Kapanewon Gedangsari yaitu pada sawah, padi ladang, umbi-umbian, palawija dan pisang serta buah buahan. Selain bekerja sebagai petani, sebagian penduduk Kapanewon Gedangsari juga memelihara ternak. Sebagian besar adalah peternak sapi dan kambing.

Gedangsari  merupakan salah satu Kapanewon di Kabupaten Gunungkidul yang berada di wilayah bagian utara. Sesuai namanya “Gedang” dalam bahasa Jawa berarti pisang. Hampir seluruh wilayah di Gedangsari tumbuh subur tanaman pisang. Dari tanah yang datar sampai atas bukit masih bisa ditemukan tanaman pisang tumbuh dengan baik. Mungkin pemberian nama Gedangsari oleh nenek moyang dahulu karena memang wilayah tersebut banyak dan cocok untuk tempat tumbuh tanaman pisang.

Sebelumnya tanaman pisang, hanya dipungut buahnya saja. Namun di tangan KWT Mandiri Padukuhan Ngasinan Hargomulyo, dapat memanfaatkan dan mengolah sampal bonggolnya juga. Bonggol pisang yang dulu hanya sampah, sekarang disulap menjadi keripik yang renyah, enak, gurih, dan bernilai ekonomi lebih. Bermula dari gagasan ibu-ibu KWT untuk menambah penghasilan dengan cara mengolah hasil asli daerah yang melimpah yang belum dimanfaatkan secara maksimal tanpa meninggalkan kewajiban mereka sebagai ibu sekaligus istri.

Bagaimana dengan peran Kalurahan dalam SDGs? Sebagai entitas terdepan dalam segala proses pembangunan nasional, Kalurahan berkontribusi 74% terhadap pencapaian SDGs nasional. Dari Aspek kewilayahan, 91% wilayah pemerintahan berupa Kalurahan sehingga pengelolaannya akan memenuhi tujuan energi bersih, pertumbuhan ekonomi, produksi, dan konsumsi. Dari Aspek kewargaan, 188 juta warga Kalurahan merupakan 43% penduduk Indonesia sehingga pemenuhan kebutuhan mereka menyumbang bagi tujuan penghilangan kemiskinan dan kelaparan, akses kesehatan, air bersih, dan pendidikan, serta kesetaraan gender. Tanpa menekankan peran Kalurahan, SDGs  diharapkan sebagai acuan untuk pembangunan Kalurahan tahun 2020-2024. SDGs Desa ini sebagai upaya terpadu untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan nasional berkelanjutan atau SDGs nasional. Dengan narasi pembangunan SDM sampai ke Kalurahan dengan pendekatan people centered development, membangun kelompok-kelompok masyarakat serta membentuk Kelompok Wanita Tani, Keleluasaan diberikan kepada pemerintah Kalurahan untuk menentukan arah pembangunan Kalurahan yang sesuai dengan kondisi faktual di Kalurahan. Kepemimpinan SDG Sejalan dengan semangat inklusif yang diamanatkan oleh TPB/SDGs, partisipasi para pihak melalui Kemitraan Multipihak merupakan instrumen penting dalam pelaksanaan TPB di Indonesia. Kolaborasi para pemangku kepentingan, mencari solusi atas masalah-masalah pembangunan secara gotong royong, dan memastikan pencapaian 2030 Agenda untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, menjadi hal yang sangat penting. Menurut dokumen Partnering for Sustainable Development (2018), Kemitraan Multipihak berguna karena kemitraan dan kerja sama antar pemangku kepentingan dapat mengatasi berbagai kendala dan keterbatasan teknis terkait dengan sumber daya, manajemen, keterwakilan, maupun reputasi. maka sebagai peserta angkatan ketiga Pengelolaan Sampah Berkelanjutan pada Program Kepemimpinan SDG Academy Indonesia Tahun 2022, komitmen yang akan saya ambil untuk menjadi pemimpin berkarakter SDGs tujuan

2. Tanpa Kelaparan

2.3.1  Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor pertanian (rupiah per tenaga kerja).

2.3.2  Rata-rata pendapatan produsen pertanian skala kecil, menurut jenis dan status adat.

2.4.1   Penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan.

5. Kesetaraan Jender

5.1.1  Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung pemberdayaan perempuan.

8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

8.3.1  Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian

8.3.1 Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ke layanan keuangan.

8.4.2 Konsumsi material domestik (domestic material consumption).

12. Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung Jawab

 Produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab adalah satu dari 17 Tujuan Global yang   tersusun dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dan pendekatan terpadu sangat penting demi kemajuan di seluruh tujuan.

Pada tahun 2030,bertujuan untuk mencapai pengelolaan berkelanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam secara efisien. Pemerintah Kalurahan Kapanewon Kabuparen, serta pihak swasta dan kader pemberdayaan masyarakat dan KWT  untuk bersama-sama melakukan Pengelolaan Sampah berkelanjutan dengan muatan kearifan lokal.

Sebelum membentuk Kelompok Wanita Tani ,ibu-ibu yang tergabung dalam KWT Mandiri adalah istri sekaligus anggota dari Kelompok Tani Hutan Ngudi Makmur.Kegiatan sehari-hari  bersama suami mereka mengelola Hutan Rakyat yang menjadi mata pencaharian mereka selain dari pertanian. Petani menanam kayu-kayuan seperti sengon, jati, dan akasia. Diantara tanaman kayu-kayuan tersebut tumbuh subur tanaman pisang sebagai tanaman bawah tegakan. Tanpa harus dilakukan pemeliharaan intensif tanaman pisang dapat tumbuh dengan baik dan berkelanjutan. Dimulai tahun 2017 Kelompok Wanita Tani "Mandiri” yang diketuai oleh ibu Sulasmiyati dengan dibantu ibu Dwi Muryanti sebagai sekretaris dan ibu Rofiatul Jamilah sebagai Bendaharanya, mempunyai anggota kelompok sebanyak 16 orang. Dari masing-masing anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama dalam mengelola usahanya ini. Dari ini pengolahan sampai pemasaran hasil dilakukan secara bersama-sama.

Pemanfataan bonggol pisang ini tidak akan mengurangi nilai produksi dari tanaman pisang itu sendiri, karena bonggol yang diambil adalah bonggol dari batang pisang yang sudah dipanen buahnya. Jenis pisang yang bisa diolah pun tidak sulit mendapatkannya yaitu dari jenis Pisang Kepok dan Pisang Uter. Cara mengolahnya pun tidak terlalu sulit. Bonggol pisang yang telah dikupas, dicuci bersih, dan dirajang menggunakan serutan (pasah) kemudian dimasukkan adonan tepung, bumbu, lalu digoreng.

      Usaha yang telah dirintis ibu-ibu di KWT Mandiri Padukuhan Ngasinan Kalurahan Hargomulyo Gedangsari ini patut mendapatkan acungan jempol. Bonggol pisang yang semula hanya sampah, kini berubah menjadi berkah. Harapan ke depan camilan ini bisa diterima di pasaran dan menjadi produk unggulan di Gedangsari Kab Gunungkidul, DI Yogyakarta

                                                                                                Penulis : Meindartono, SE

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendampingan Desk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan (APBKal) Tahun 2026 Kapanewon Semin

  Semin, 21/11/2025, Pendampingan Desk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan (APBKal) Tahun 2026   Kapnwon Semin, merupakan ...